Kamis, 15 Desember 2016

Penanganan Spesimen

PENANGANAN SPESIMEN

Mutu hasil laboratoratorium tergantung pada penanganan yang cepat dari spesimen dalam fase sebelum analis (preanalitik), yang mencakup semua langkah yang dilakukan sebelum pemeriksaan spesimen yang sebenarnya. Penanganan yang tidak tepat dapat membuat spesimen yang diperoleh tidak berguna atau menyebabkan hasil tes salah, yang pada gilirannya menyebabkan keterlambatan atau salah perawatan bagi pasien.

Sayangnya, tidak selalu mudah untuk mengatakan kapan spesimen ditangani secara tidak benar. Oleh karena itu, untuk menjamin spesimen berkualitas untuk analisis, sangat penting bahwa semua ahli teknologi laboratorium (laboratory technologist) secara memadai mengikuti kebijakan dan prosedur yang ada. Selain itu, untuk mencegah dari kecelakaan paparan zat infeksius, semua spesimen harus ditangani sesuai dengan pedoman kewaspadaan standar (standart precaution).

MENAMPUNG DARAH DALAM TABUNG

Darah dari spuit/syringe dimasukkan dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Jika menggunakan tabung vakum, darah dimasukkan ke dalam tabung dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, lalu biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.

Darah yang ditampung dalam tabung yang berisi antikoagulan harus segera dicampur dengan cara membolak-balikkan tabung 8-10 kali dengan lembut. Pada pengambilan sampel darah dengan sistem vakum, tabung harus dibolak-balik dengan lembut segera setelah ditarik dari holder. Pengocokkan yang kuat dapat menyebabkan hemolisis dan harus dihindari. Pencampuran sampel darah yang tidak memadai dalam tabung berantikoagulan menyebabkan pembentukan microclot, yang dapat menyebabkan hasil tes yang tidak valid.




MEMBERI IDENTITAS SPESIMEN

Semua spesimen harus memiliki identitas dan harus dicatat dan dinomori pada saat spesimen tersebut tiba di laboratorium. Hal ini bermanfaat untuk mencegah tercampurnya spesimen dan memudahkan pencarian informasi mengenai hasil pemeriksaan. Penomoran dilakukan segera setelah spesimen tersebut diperoleh atau diterima. Penomoran tersebut dilakukan pada formulir permintaan laboratorium, pada wadah spesimen, pada setiap tabung reaksi yang digunakan untuk spesimen, dan pada setiap kaca objek mikroskop yang digunakan untuk spesimen.

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Peberian identitas meliputi: pengisian formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah spesimen.

Formulir permintaan laboratorium harus mencantumkan data mengenai informasi klien atau penderita, seperti nama lengkap, usia, jenis kelamin, lokasi ruang (misalnya jika penderita dirawat di rumah sakit), nomor rekam medis atau nomor register laboratorium, diagnosis atau keterangan klinis, nama dokter, waktu pengumpulan spesimen, jenis uji laboratorium yang dipesan, dan catatan khusus lainnya (misalnya obat yang digunakan sebelum pengambilan spesimen). Berikan tanda khusus untuk spesimen yang berisiko infeksi tinggi (misalnya, HIV, Hepatitis).

Label pada wadah sampel harus mencantumkan data yang berisi informasi setidaknya mengenai nama pasien, nomor rekam medis atau nomor registrasi laboratorium, tanggal pengambilan spesimen.
Identitas pasien yang dicantumkan pada formulir permintaan haruslah sama dengan dicantumkan pada label.

SENTRIFUGASI

Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memutar darah pada kecepatan putar atau revolusi (revolution per minute, rpm) tertentu. Gaya sentrifugal yang diciptakan menyebabkan pemisahan sel-sel dan plasma atau serum. Tabung harus tetap ditutup selama sentrifugasi untuk mencegah kontaminasi, penguapan, pembentukan aerosol (substansi yang dilepaskan dalam bentuk kabut halus), dan perubahan ph. Jika sumbat dilepaskan untuk aliquot, tabung harus ditutupi kembali atau ditutupi dengan perangkat penutupan yang cocok setelah selesai. Penggunaan tongkat aplikator untuk “pelek” atau melepaskan bekuan berpotensi menjadi sumber kontaminasi serta hemolisis dan tidak dianjurkan.

Saat sentrifugasi, harus diperhatikan bahwa tabung berukuran yang sama dengan volume spesimen yang sama harus ditempatkan berlawanan satu sama lain atau seimbang dalam sentrifus. Jika tidak seimbang bisa menyebabkan pecahnya tabung spesimen, merusak spesimen dan menyebabkan pembentukan aerosol. Centrifuge harus tetap tertutup selama proses sentrifugasi dan tidak boleh dibuka sampai rotor benar-benar berhenti berputar. Jika hanya ada satu tabung berisi spesimen yang akan disentrifugasi, seimbang dengan tabung sejenis yang diisi air dengan volume sama dengan spesimen.

Sentrifugasi terhadap setiap spesimen hanya dilakukan sekali. Sentrifugasi yang berulang dapat menimbulkan resiko hemolisis dan perubahan analit yang dapat mempengaruhi hasil tes. Karena mesin pemisah menghasilkan panas selama pengoperasian, spesimen yang memerlukan suhu dingin harus disentrifugasi dalam refrigerated centrifuge terkontrol suhunya.

Sampel darah yang mengandung EDTA tidk boleh disentrifugasi. Spesimen untuk pemeriksaan yang memerlukan plasma ditampung dalam tabung yang berisi antikoagulan (misalnya natrium sitrat) disentrifugasi tanpa penundaan waktu.

PEMISAHAN ALKUOT

Serum atau plasma yang diperoleh setelah sentrifugasi sampel darah harus dipindahkan ke tabung alikuot menggunakan pipet. Spesimen dialirkan ke dalam tabung alikuot dengan hati-hati untuk menghindari kemungkinan pembentukan aerosol atau percikan. Serum atau plasma dari spesimen dengan aditif (zat yang ditambahkan ke dalam tabung sampel, misalnya antikoagulan) yang berbeda tidak boleh ditempatkan dalam tabung alikuot sama.

PENGIRIMAN ATAU PENYIMPANAN SPESIMEN

Setelah darah keluar dari tubuh akan segera mengalami perubahan. Spesimen yang masih segar memberikan hasil uji yang akurat, oleh karena itu sebaiknya spesimen harus segera di periksa.
Semua spesimen harus dibawa ke laboratorium segera. Sejak pengambilan darah sampai transportasinya ke laboratorium baik dengan kurir atau sistem transport modern seperti peneumatic tube, harus dijaga supaya jangan terjadi hemolisis pada spesimen darah.

Pemisahan serum atau plasma sebaiknya dilakukan kurang dari 2 jam dari wktu pengambilan darah . Hal ini disebabkan eritrosit dan sel darah yang masih hidupmasih melakukan metabolisme dandapat mempengaruhi kadar analit dalam serum atau plasma.

Spesimen darah rutin idealnya harus tiba laboatorium dalam waktu maksimal 45 menit setelah pengambilan sempel. Bila karena sesuatusebab spesimen harus disimpan atau atau dikirim ke laboratorium rujukan, maka sebaiknya spesimen disimpan atau dikirim dalam wadah tertutup rapat untuk mencegah pencemaran atau penguapan dan diberi label identitas penderita.

Batas waktu penyimpanan tergantung dari suhu, jenis antikoagulan dan jenis pemeriksaan. Batas waktu pemeriksaan spesimen darah EDTA pada suhu kamar harus dilakukan sebagai berikut:
1.      Hitung trombosit dan preparat apus yang belum di fiksasi harus diperiksa dalam waktu kurang dari 1 jam.
2.      
      Hitung lekosit dan KED harus di periksa dalam waktu kurang dari 2 jam.
3.      Hitung eritrosit, hematokrit dan retikulosit harus diperiksa dalam waktu kurang dari 6 jam.
4.      Kadar hemoglobin lebih stabil.

Spesimen darah sitrat pada suhu kamar untuk pemeriksaan hemostatis harus diperiksa dalam waktu 30 menit. Jika karena suatu sebab pemeriksaan di tunda,plasma yang dapat disimpan pada suhu 20 ± 5 ̊C hingga 4 jam,bahkan untuk pemeriksaan masa protrombin (PPT), Sampel plasma tahan sampai 8 jam. Untuk penyimpanan pada suhu 2-8 ̊C dianjurkan dalam bentuk plasma dan dapat diperiksa dalam waktu 2 jam; untuk pemeriksaan PPT, Penyimpanan sempel plsma pada suhu ini dapat menstabilkan faktor V, tetapi menyebabkan teraktivitasinya faktor VII (prokonvertin) oleh sistem kalikrien. Penundaan pemeriksaan dapat menyebabkan perubahan hasil pemeriksaan seperti PPT dan APTT memanjang, fibrinogen dan faktor koagulasi lainnya berubah.
Lemari pendingin untuk penyimpanan sampel hendaknya mempunyai suhu antara 0 ̊C dan 4 ̊C dan harus selalu dipantau.




HOMOGENISASI



Kebanyakan pemeriksaan hematolgi menggunkan sempel darah utuh (wholeblood). Homogenisasi adalah proses mencampur sampel darah sebelum dilakukan analisis supaya komponen sama bentuk atau kondisinya seperti ketika beredar dalam aliran darah. Proses ini dilakukan dengan membolak-balikan tabung sempel beberapa kali sesaat sebelum darah diperiksa. Homogenisasi yang tidak dilakukan dengan memadai dapat mengubah hasil pemeriksaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar