PENANGANAN
SPESIMEN
Mutu
hasil laboratoratorium tergantung pada penanganan yang cepat dari spesimen
dalam fase sebelum analis (preanalitik), yang mencakup semua langkah yang
dilakukan sebelum pemeriksaan spesimen yang sebenarnya. Penanganan yang tidak tepat
dapat membuat spesimen yang diperoleh tidak berguna atau menyebabkan hasil tes
salah, yang pada gilirannya menyebabkan keterlambatan atau salah perawatan bagi
pasien.
Sayangnya,
tidak selalu mudah untuk mengatakan kapan spesimen ditangani secara tidak
benar. Oleh karena itu, untuk menjamin spesimen berkualitas untuk analisis,
sangat penting bahwa semua ahli teknologi laboratorium (laboratory technologist) secara memadai mengikuti kebijakan dan
prosedur yang ada. Selain itu, untuk mencegah dari kecelakaan paparan zat infeksius,
semua spesimen harus ditangani sesuai dengan pedoman kewaspadaan standar (standart precaution).
MENAMPUNG
DARAH DALAM TABUNG
Darah
dari spuit/syringe dimasukkan dalam
tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui
dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa
melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Jika menggunakan tabung vakum,
darah dimasukkan ke dalam tabung dengan cara menusukkan jarum pada tutup
tabung, lalu biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah
terpenuhi.
Darah
yang ditampung dalam tabung yang berisi antikoagulan harus segera dicampur
dengan cara membolak-balikkan tabung 8-10 kali dengan lembut. Pada pengambilan
sampel darah dengan sistem vakum, tabung harus dibolak-balik dengan lembut
segera setelah ditarik dari holder. Pengocokkan yang kuat dapat menyebabkan
hemolisis dan harus dihindari. Pencampuran sampel darah yang tidak memadai
dalam tabung berantikoagulan menyebabkan pembentukan microclot, yang dapat
menyebabkan hasil tes yang tidak valid.
MEMBERI
IDENTITAS SPESIMEN
Semua
spesimen harus memiliki identitas dan harus dicatat dan dinomori pada saat
spesimen tersebut tiba di laboratorium. Hal ini bermanfaat untuk mencegah tercampurnya
spesimen dan memudahkan pencarian informasi mengenai hasil pemeriksaan.
Penomoran dilakukan segera setelah spesimen tersebut diperoleh atau diterima.
Penomoran tersebut dilakukan pada formulir permintaan laboratorium, pada wadah
spesimen, pada setiap tabung reaksi yang digunakan untuk spesimen, dan pada
setiap kaca objek mikroskop yang digunakan untuk spesimen.
Pemberian
identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan karena
merupakan hal yang sangat penting. Peberian identitas meliputi: pengisian
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah
spesimen.
Formulir
permintaan laboratorium harus mencantumkan data mengenai informasi klien atau
penderita, seperti nama lengkap, usia, jenis kelamin, lokasi ruang (misalnya
jika penderita dirawat di rumah sakit), nomor rekam medis atau nomor register
laboratorium, diagnosis atau keterangan klinis, nama dokter, waktu pengumpulan
spesimen, jenis uji laboratorium yang dipesan, dan catatan khusus lainnya
(misalnya obat yang digunakan sebelum pengambilan spesimen). Berikan tanda
khusus untuk spesimen yang berisiko infeksi tinggi (misalnya, HIV, Hepatitis).
Label
pada wadah sampel harus mencantumkan data yang berisi informasi setidaknya
mengenai nama pasien, nomor rekam medis atau nomor registrasi laboratorium,
tanggal pengambilan spesimen.
Identitas
pasien yang dicantumkan pada formulir permintaan haruslah sama dengan
dicantumkan pada label.
SENTRIFUGASI
Centrifuge
adalah alat yang digunakan untuk memutar darah pada kecepatan putar atau
revolusi (revolution per minute, rpm)
tertentu. Gaya sentrifugal yang diciptakan menyebabkan pemisahan sel-sel dan
plasma atau serum. Tabung harus tetap ditutup selama sentrifugasi untuk
mencegah kontaminasi, penguapan, pembentukan aerosol (substansi yang dilepaskan
dalam bentuk kabut halus), dan perubahan ph. Jika sumbat dilepaskan untuk
aliquot, tabung harus ditutupi kembali atau ditutupi dengan perangkat penutupan
yang cocok setelah selesai. Penggunaan tongkat aplikator untuk “pelek” atau
melepaskan bekuan berpotensi menjadi sumber kontaminasi serta hemolisis dan
tidak dianjurkan.
Saat
sentrifugasi, harus diperhatikan bahwa tabung berukuran yang sama dengan volume
spesimen yang sama harus ditempatkan berlawanan satu sama lain atau seimbang
dalam sentrifus. Jika tidak seimbang bisa menyebabkan pecahnya tabung spesimen,
merusak spesimen dan menyebabkan pembentukan aerosol. Centrifuge harus tetap
tertutup selama proses sentrifugasi dan tidak boleh dibuka sampai rotor
benar-benar berhenti berputar. Jika hanya ada satu tabung berisi spesimen yang
akan disentrifugasi, seimbang dengan tabung sejenis yang diisi air dengan
volume sama dengan spesimen.
Sentrifugasi
terhadap setiap spesimen hanya dilakukan sekali. Sentrifugasi yang berulang
dapat menimbulkan resiko hemolisis dan perubahan analit yang dapat mempengaruhi
hasil tes. Karena mesin pemisah menghasilkan panas selama pengoperasian,
spesimen yang memerlukan suhu dingin harus disentrifugasi dalam refrigerated centrifuge terkontrol suhunya.
Sampel
darah yang mengandung EDTA tidk boleh disentrifugasi. Spesimen untuk
pemeriksaan yang memerlukan plasma ditampung dalam tabung yang berisi
antikoagulan (misalnya natrium sitrat) disentrifugasi tanpa penundaan waktu.
PEMISAHAN
ALKUOT
Serum
atau plasma yang diperoleh setelah sentrifugasi sampel darah harus dipindahkan
ke tabung alikuot menggunakan pipet. Spesimen dialirkan ke dalam tabung alikuot
dengan hati-hati untuk menghindari kemungkinan pembentukan aerosol atau
percikan. Serum atau plasma dari spesimen dengan aditif (zat yang ditambahkan
ke dalam tabung sampel, misalnya antikoagulan) yang berbeda tidak boleh
ditempatkan dalam tabung alikuot sama.
PENGIRIMAN
ATAU PENYIMPANAN SPESIMEN
Setelah
darah keluar dari tubuh akan segera mengalami perubahan. Spesimen yang masih
segar memberikan hasil uji yang akurat, oleh karena itu sebaiknya spesimen
harus segera di periksa.
Semua
spesimen harus dibawa ke laboratorium segera. Sejak pengambilan darah sampai
transportasinya ke laboratorium baik dengan kurir atau sistem transport modern
seperti peneumatic tube, harus dijaga
supaya jangan terjadi hemolisis pada spesimen darah.
Pemisahan
serum atau plasma sebaiknya dilakukan kurang dari 2 jam dari wktu pengambilan
darah . Hal ini disebabkan eritrosit dan sel darah yang masih hidupmasih
melakukan metabolisme dandapat mempengaruhi kadar analit dalam serum atau
plasma.
Spesimen
darah rutin idealnya harus tiba laboatorium dalam waktu maksimal 45 menit
setelah pengambilan sempel. Bila karena sesuatusebab spesimen harus disimpan
atau atau dikirim ke laboratorium rujukan, maka sebaiknya spesimen disimpan
atau dikirim dalam wadah tertutup rapat untuk mencegah pencemaran atau
penguapan dan diberi label identitas penderita.
Batas
waktu penyimpanan tergantung dari suhu, jenis antikoagulan dan jenis
pemeriksaan. Batas waktu pemeriksaan spesimen darah EDTA pada suhu kamar harus
dilakukan sebagai berikut:
1. Hitung
trombosit dan preparat apus yang belum di fiksasi harus diperiksa dalam waktu
kurang dari 1 jam.
2.
Hitung
lekosit dan KED harus di periksa dalam waktu kurang dari 2 jam.
3. Hitung
eritrosit, hematokrit dan retikulosit harus diperiksa dalam waktu kurang dari 6
jam.
4. Kadar
hemoglobin lebih stabil.
Spesimen darah sitrat pada suhu
kamar untuk pemeriksaan hemostatis harus diperiksa dalam waktu 30 menit. Jika
karena suatu sebab pemeriksaan di tunda,plasma yang dapat disimpan pada suhu 20
± 5 ̊C hingga 4 jam,bahkan untuk pemeriksaan masa protrombin (PPT), Sampel
plasma tahan sampai 8 jam. Untuk penyimpanan pada suhu 2-8 ̊C dianjurkan dalam
bentuk plasma dan dapat diperiksa dalam waktu 2 jam; untuk pemeriksaan PPT,
Penyimpanan sempel plsma pada suhu ini dapat menstabilkan faktor V, tetapi
menyebabkan teraktivitasinya faktor VII (prokonvertin) oleh sistem kalikrien.
Penundaan pemeriksaan dapat menyebabkan perubahan hasil pemeriksaan seperti PPT
dan APTT memanjang, fibrinogen dan faktor koagulasi lainnya berubah.
Lemari pendingin untuk penyimpanan
sampel hendaknya mempunyai suhu antara 0 ̊C dan 4 ̊C dan harus selalu dipantau.
HOMOGENISASI
Kebanyakan pemeriksaan hematolgi menggunkan sempel darah utuh (wholeblood). Homogenisasi adalah proses mencampur sampel darah sebelum dilakukan analisis supaya komponen sama bentuk atau kondisinya seperti ketika beredar dalam aliran darah. Proses ini dilakukan dengan membolak-balikan tabung sempel beberapa kali sesaat sebelum darah diperiksa. Homogenisasi yang tidak dilakukan dengan memadai dapat mengubah hasil pemeriksaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar